Penulis: Musmulyadi, S.H.I.,M.M.
(Dosen Manajemen Sumber Daya Manusia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Parepare)
Opini--- 14 Februari, perayaan yang banyak dirayakan oleh sebagian pasangan di seluruh dunia termasuk di negara kita ini dan mengatakan, “Hari kasih sayang”.
Apakah mereka tahu sejarah tentang valentine, Atau pura-pura tidak tahu? Hari valentine adalah hari raya bangsa Romawi Jahiliah. Hari tersebut berlangsung hingga masuknya bangsa Romawi ke dalam agama Nasrani. Hari ini berkaitan erat dengan seorang pastur yang bernama Valentine yang dihukum mati pada tanggal 14 Februari 270 M. Sampai saat ini masih dirayakan.
Salah satu kisah menyebut, alkisah Kaisar Romawi Claudius II melarang para tentara muda menikah agar mereka tak "melempem" di medan tempur. Namun, Uskup Valentine melanggar perintah itu dan menikahkan salah satu pasangan secara diam-diam. Ia dieksekusi mati saat sang penguasa mengetahui pernikahan rahasia itu. Saat ia dipenjara, legenda menyebut bahwa pria asal Genoa itu lantas jatuh cinta dengan putri orang yang memenjarakannya. Sebelum dieksekusi secara sadis, ia membuat surat cinta pada sang kekasih.
Jauh hari sebelum perayaan valentine, meja di mal ataupun di supermarket hampir dipenuhi dengan pernak-pernik valentine diantaranya, hiasan bunga dan diskon makan malam gratis.
Jika hari valentine tiba tak jarang terdengar ucapan “Adakah cokelat.” Valentine pada umumnya dirayakan oleh anak muda dengan orang tercinta yang identik dengan cokelat, bunga atau pun surat yang berisikan ungkapan kasih sayang. Namun di sisi lain banyak orang yang tidak setuju, “Hari kasih sayang itu bukan hanya hari valentine tapi tiap harinya pun” setiap orang punya pandangan tersendiri.
Tidak ada salahnya kalau dikatakan, hari valentine budaya zina berkedok kasih sayang, sebagian anak muda yang kurang ilmu dan iman menjadikan momen valentine sebagai ajang zina mulai dari zina mata hingga kemaluan yang semuanya itu dibungkus dalam satu tipuan setan disebut dengan “Kasih sayang” pada hakikatnya hanya mendatangkan murka.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (Qs. Al-Isra ayat 32).
Sadar atau tidak, merayakan hari Valentine, berarti dia ikut melakukan penghormatan kepada orang Nasrani yang dianggap sebagai 'pahlawan cinta'.
Di masa sekarang ini, jalan hidup Yahudi dan Nasrani mana yang tidak ditiru kaum muslimin? Mulai gaya berpakaian, gaya makan, gaya penampilan, gaya hidup, hingga gaya beragama bagi banyak orang Yahudi dan Nasrani,termasuk pula kompilasi hari Valentine. Saling memberi cokelat, bunga, kado, pergi ke pesta, serta gaya hidup orang-orang Yahudi dan Nasrani lebih banyak kita dapati pada hari ini. Lantas, ke mana rasa Ridha dan bangga kita terhadap agama Islam harus mengikuti tradisi dan kebiasaan orang non muslim? Ikut memeriahkan hari valentine dengan cara apa pun, sama saja dengan meminta kebiasaan orang Non Muslim.
Terkhusus buat para wanita yang hilang rasa malunya, jangan karena cokelat dan romantisme picisan, merelakan bagian yang paling berharga pada diri anda. Laki-laki yang saat ini menjadi pacarmu, bukan jaminan dia bisa menjadi suamimu. Bisa jadi kamu sangat suka kasih sayang nyanyikan kekasih, namun di balik itu, obsesi pacarmu terbesar hanya ingin melampiaskan nafsu binatang dan mengambil madumu.
“Lelaki romantis itu bukan yang cuma kasih cokelat, kata-kata memikat dan setangkai bunga mawar, tetapi lelaki romantis itu yang tak berani menyentuh wanitanya sebelum ia menghadap walinya untuk melamar.”
WhatsApp : 085396410006
Editor: Mifda Hilmiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar