Oleh : Sirajuddin, Pustakawan IAIN Parepare
OPINI -- Pasca pengumuman pihak Inspektorat Jenderal Kemenag RI, Jumat (17/01/2020) pada perhelatan Rapat Koordinasi Nasional Kebijakan Pengawasan (Rakornasjakwas) di Jakarta, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare mengukir prestasi membanggakan di tingkat nasional.
Kampus yang terletak di Jalan Amal Bakti, Soreang ini dinobatkan sebagai peringkat 1 peraih penghargaan pemberitaan bidang pengawasan tahun 2019.
Sekretaris Jenderal Kemenag RI, menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan.
Penghargaan ini merupakan apresiasi Inspektorat Jenderal Kemenag RI atas keberhasilan IAIN Parepare dalam mengakselerasi pemberitaannya. Baik secara kualitatif mau pun kuantitatif sepanjang tahun 2019 ini.
(Diberitakan Humas IAIN Parepare pada 17/01/2020 dengan head line "Peringkat 1, Rektor Terima Penghargaan dari Sekjen Kemenag RI").
Hal inilah sebagai starting point atau titik pangkal terbentuknya pengelola website IAIN Parepare yang diupgrade dari pengelolaan sebelumnya. Kini website akan melibatkan partisipan dari setiap unit pada IAIN Parepare yang terdiri dari tenaga dosen dan tenaga kependidikan.
Ini adalah kolaborasi yang apik dengan merekrut beberapa Sumber Daya Manusia (SDM). IAIN Parepare yang dianggap kompeten dan berpotensi mengangkat, memberitakan seluruh event oleh rektor dibahasakan bahwa website ini adalah room of IAIN Parepare.
Website iainpare.ac.id nantinya diharapkan gencar mempublikasikan perhelatan yang ada di kampus hijau toska IAIN Parepare. Tentunya dengan informasi yang sesuai dengan tageline IAIN Parepare, "Malebbi Warekkadanna, Makkiade Ampena."
Halaman Selanjutnya
Menurut penulis ada beberapa fakta menarik ............
Menurut penulis ada beberapa fakta menarik dari kolaborasi dan pendelegasian pengelolaan website kampus ini; pertama, para SDM dipilih langsung oleh Rektor IAIN, Ahmad Sultra Rustan, sekaligus dalam satu kesempatan membuka acara rapat perdana didampingi Kepala Biro Administrasi dan Keuangan IAIN Parepare, Hj Musarrafah Amin. Dalam kesempatan tersebut rektor memberi sambutan positif sekaligus memotivasi kru untuk menjalankan kegiatan ini sebagai amanah; kedua, sebagai Civitas Akademik yang mendapat tugas mengelola website ini adalah tugas yang menantang dan menggelitik, tantangannya rektor mengamanahakan "jangan sekedar memberitakan beberapa event tapi buatlah headline dan konten berita itu seseksi mungkin, menantang dan menarik untuk dibaca". Yang saya bisa bahasakan dengan out of mainstream, (mainstream sendiri menurut kamus diartikan "Arus utama" atau "kurang lebih bermakna biasa").
Fakta ketiga, sebagai warga informasi atau information community ini adalah pembelajaran tanpa SKS. Dimana semua waktu dan event harus dicermati sebagai sikap reaktif terhadap stimulus dengan memberi respon pemberitaan yang akurat. Dan inilah yang saya sebut pembelajaran tanpa batas waktu, dan menyambung penyampaian Suherman atau Bang Suhe'' (sapaan akrab saya untuk Wakil Redaktur Website Kampus yang juga Kepala Bagian Humas IAIN Parepare) yang didampingi Redaktur, Nurhakki, bahwa, "Pemberitaan ini wajib konsistent dilaporkan setiap jam 9 pagi setiap harinya sebagai ukuran kinerja pemberitaan."….Teman duduk ada yang bergumam .. Wahh serem juga … Tapi Ok bang … Sebagai penulis, ini adalah konsekuensi dari sebuah tugas dan cara melepaskan, mereduksi habituasi di zona nyaman.
Fakta ke-empat di kegitan ini kita berkolaborasi dipertemukan oleh pemberita pemberita muda oleh pak Rektor dibahasakan "fresh on the oven" h h h ….ini gaya komunikasi Pak Rektor untuk menyemangati teman-teman komunitas website yang masih muda dan sebagai ice breaking atau pemecah kondisi kita yang mungkin out of focus.
Di beberapa kondisi ke depan akan banyak hal menarik dan menantang dan melahirkan fakta-fakta tentang kinerja yang kita bangun. Ada pesan bijak dari seorang penulis legendaris sebagai pemantik animo menulis bagi teman dan untuk saya pribadi bahwa; "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." (Pramoedya Ananta Toer).
Tidak banyak hal yang bisa saya sampaikan tentang pemberitaan, beberapa stimulus akan muncul sebagai pembelajaran dari teman- teman yang kompeten dan dari proses yang kita lakoni, sebagai pialang informasi. Hal ini akan memunculkan self esteem untuk memperjuangkan maruah lembaga dengan menjadi insan yang literat karena, "Penyebaran berita bohong dapat menyebabkan perpecahan bangsa. Jadi ya hati-hati. Entah motifnya ekonomi, motif politik tidak boleh seperti itu," Pesan Joko Widodo, Presiden RI. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar